23 Maret 2011

Marco van Basten: Profil

Biografi
 Pada 1986, 25 tahun silam, pengusaha Silvio Berlusconi mengambil alih AC Milan. Ketika, belum lama ini, Adriano Galliani, petinggi klub sepak bola paling sukses di Italia tersebut, diminta menyebutkan siapa saja pemain ikonis era Berlusconi tersebut, dia mencetus: "(Franco) Baresi, (Marco) Van Basten, (Paolo) Maldini. Yang terbesar di antara mereka bertiga? Van Basten! Hanya dia yang bisa (begitu hebat) mengaduk emosi dan perasaan."

Selama memperkuat Milan dari 1987 sampai 1993, Van Basten menyumbangkan tiga gelar juara Serie A dan dua Piala Eropa (Piala Liga Champions). Pada 1988, penyerang itu mengantar Belanda merebut Piala UEFA Eropa, yang sampai sekarang masih satu-satunya trofi juara timnas Belanda. Sepanjang kariernya dia dinobatkan sebagai Pemain Terbaik FIFA 1992; Pemain Terbaik Dunia versi World Soccer 1988 dan 1992; dan Pemain Terbaik Eropa 1988, 1989, dan 1992.

Lantaran cedera kronis, Van Basten – yang sebelum Milan memperkuat klub Belanda AFC Ajax – resmi menggantung sepatu pada 1995. Keputusan tersebut dia umumkan dalam jumpa pers di Milan pada 17 Agustus tahun itu.

Sampai sekarang, Van Basten, yang dianggap mendekati kebesaran legenda Belanda Johan Cruyff, sering dijadikan tolok ukur striker yang sedang naik daun. Akan tetapi, bagi banyak kalangan dia masih No. 9 terbaik sepanjang masa. Seperti kata mantan rekan setimnya di AC Milan Mauro Tossatti: "Dia adalah striker paling elok yang pernah kulihat. Dia mempunyai elegansi yang luar biasa. Dia bisa melakukan apa saja dengan sebuah bola." (berbagai sumber)

13 Februari 2011

Tonke Dragt: Profil

Tonke Dragt (foto © Mark Sassen)
Tonke Dragt
Antonia Johanna (Tonke) Dragt lahir pada 12 November 1930 di Batavia tempat dia menghabiskan masa remajanya hingga pendudukan Jepang pada 1942. Pada masa itu, Dragt beserta keluarganya diasingkan ke Tjideng sampai 1945. Seusai perang, keluarga Dragt pun pindah ke Belanda. Di sana, Dragt kuliah di Akademi Seni Rupa Den Haag dan begitu lulus dia bekerja sebagai guru menggambar sekolah menengah – profesi yang dia lakoni sampai 1980.

Semasa menjadi guru, salah satu siasat Dragt untuk membuat muridnya menjadi tenang jika mereka kelewat ramai adalah bercerita di depan kelas. Cerita yang dia karang banyak diilhami oleh kisah dongeng, saga, dan legenda. Pada 1960, Dragt memutuskan untuk mengolah cerita-ceritanya itu menjadi naskah dan setahun kemudian terbit bukunya yang pertama.

Sampai sekarang telah lahir 18 judul dari pena Dragt, termasuk De brief voor de koning (1962), yang pada 2004 dinobatkan sebagai buku anak terbaik Belanda selama 50 tahun terakhir (1955-2004). Pena Wormer telah menerbitkan karya ini di Indonesia dengan judul Surat untuk Raja (2007).
“Dinginnya malam, angkernya hutan belantara dan kewaspadaan, amat jelas tergambar dalam novel terbitan Pena Wormer ini.” – majalah HAI tentang Surat untuk Raja
Karya Dragt banyak terinspirasi oleh masa remajanya di Indonesia. Banyak di antara bukunya, misalnya, yang menceritakan tentang hutan, pegunungan, dan sungai – pemandangan yang biasa dia lihat pada waktu dulu; dan semua karyanya memuat hal-hal yang misterius, yang berbau mistik – buah dari masa kecilnya di Pulau Jawa.
“Buku ini mengusung nilai-nilai kebajikan dalam kemasan sederhana.” – harian Kompas tentang Surat untuk Raja
Dragt juga sering mengangkat tema pencarian si tokoh utama akan jati dirinya, atau pencarian dia untuk menemukan takdirnya di dunia ini. Dragt sering menempatkan tokoh utamanya dalam situasi yang menjadikan dia harus melakukan sesuatu yang melanggar peraturan, namun yang mesti dia perbuat agar bisa berkembang, atau agar dia bisa belajar sesuatu mengenai dirinya sendiri. (pena wormer)