05 Januari 2010

Holokaus di Mata Anak-anak

Resensi 'Masa Kanak-kanak' (Kinderjaren) dalam harian Media IndonesiaJudul: Masa Kanak-kanak
Judul asli: Kinderjaren
Penulis: Jona Oberski
Pengalih bahasa: Laurens Sipahelut
Penyunting bahasa: Eko Sugiarto
Tebal: 96 hlm
Harga: Rp30.000
Penerbit: Pena Wormer

PEMBANTAIAN orang-orang keturunan Yahudi oleh Nazi Jerman telah melahirkan banyak kisah. Baik itu yang ditulis dalam bentuk novel, biografi maupun film. Sebut saja Buku Harian Anne Frank karya Anne Frank dan film Schlinder List karya sutradara kesohor Steven Spielberg.

Buku berjudul Masa Kanak-kanak (Kinderjaren) yang ditulis Jona Oberski, seorang matematikawan dan fisikawan Belanda, merupakan kisah nyata sang penulis saat hidup di bawah cengkeraman Nazi Jerman, mulai dari diskriminasi yang dialaminya sampai kamp konsentrasi Nazi yang mengerikan. Oberski berada di kamp konsentrasi sejak berusia 3 tahun sampai 8 tahun.

Sebagai keturunan Yahudi, Oberski telah mengalami diskriminasi sejak bocah. Seiring dengan dikuasainya Belanda oleh pasukan Nazi, beleid anti-Yahudi di ‘Negeri Kincir Angin’ semakin menakutkan. Orang tuanya yang tinggal di Amsterdam kesulitan mencari bahan pangan lantaran warga dilarang menjual pangan kepada keturunan Yahudi. Mereka juga wajib menyematkan cap Bintang Yahudi di baju luar.

Masa-masa mengerikan dalam hidup Oberski dimulai saat ia dan orang tuanya dikirim ke kamp konsentrasi Nazi di Westerbork. Kamp konsentrasi buatan Belanda itu merupakan penampungan sementara sebelum dikirim ke kamp Auschwitz untuk dibantai secara massal dengan dimasukkan paksa ke dalam kamar gas.

Oberski mengingat betul kepanikan dan kegaduhan yang terjadi di kamp menjelang pemilihan siapa yang akan dikirim ke Auschwitz setiap Selasa. Ia pun akhirnya mendapat giliran. Dalam perjalanan yang berjarak ratusan kilometer ke Auschwitz, mereka ditampung dulu di kamp konsentrasi Bergen-Belsen di Jerman. Di kamp itulah banyak pengalaman mengerikan.

Kamp itu digambarkan sangat buruk. Seorang bocah harus berjuang untuk bertahan hidup. Misalnya, saat ia dan ribuan anak Yahudi lain harus membersihkan kuali dengan tangan. Di kamp itu, Oberski juga menyaksikan ayahnya menemui ajal dan ibunya mengalami guncangan berat psikologis. Novela ini berakhir saat Oberski memulai hidup kembali bersama orang tua angkatnya di Amsterdam.

Buku ini dengan gamblang menggambarkan pengalaman mengerikan hidup di kamp. Bahkan setelah lolos dari kamp, butuh waktu untuk kembali hidup normal. Meski kisah nyata, buku ini tidak terjebak ke dalam alur sebuah biografi. Oberski mampu meramu dengan menggunakan pendekatan fiksi. (Heryadi/M-1)

Dimuat dalam harian Media Indonesia edisi Sabtu, 21 November 2009

Masa Kanak-kanak (Kinderjaren) tersedia di toko buku Gramedia.

Tidak ada komentar: