28 Juni 2010

Empat Mata dengan Zeger van Herwaarden (Bagian 2)

Zeger van Herwaarden (Pena Wormer)Bagian kedua sesi empat mata dengan Zeger van Herwaarden, wartawan Belanda dan penulis Marco van Basten. Era AC Milan dan Oranye (2006) dalam rangka Piala Dunia Afrika Selatan 2010. Biografi striker legendaris Belanda dan AC Milan tersebut diterbitkan oleh Pena Wormer dan tersedia di toko buku Gramedia.


Menjelang partai final Liga Champions UEFA musim ini antara Bayern Muenchen dan Inter Milan, Jose Mourinho, arsitek Inter waktu itu, berujar bahwa Liga Champions sesungguhnya "lebih penting" daripada Piala Dunia sebab dalam sepak bola tingkat klub bisa dibeli dan dibangun tim-tim dengan kualitas yang lebih tinggi daripada yang bisa disusun dari pemain-pemain yang terbatas pilihannya di kancah internasional. Masalahnya, pendapat The Special One ini ada benarnya juga. Tanggapan Anda?

Pendapat Mourinho itu memang ada benarnya. Tim klub seperti Barcelona, Inter, Chelsea, dan Manchester United sudah pasti lebih kuat daripada Italia, Jerman, Spanyol atau Brasil. Setiap klub papan atas di Eropa punya koleksi pemain yang lebih lebar dan lebih dalam dibandingkan kebanyakan timnas. Selain itu, sehari-hari pemain klub berlatih dan bermain sebagai satu kesatuan sepanjang musim, sementara timnas berkumpul delapan sampai sepuluh kali setahun selama beberapa hari saja menjelang suatu pertandingan. Ditambah lagi, tim pada level klub bebas memilih materi pemain yang terbaik dari seluruh belahan dunia, dan juga mempunyai dana untuk membangun tim yang kuat, solid, dan berimbang yang berisikan pemain bintang, sementara timnas sering terbentur kendala waktu maupun materi pemain.

Akan tetapi, keterbatasan-keterbatasan ini juga yang menjadi kelebihan dan daya tarik timnas dan pertandingan sepak bola antarnegara. Tidak seperti dalam sepak bola tingkat klub (Eropa), mereka-mereka yang berduit dan berkuasa tidak bisa membeli dan mengendalikan semua aspek dari sepak bola bangsa (nation football). Meski pada tingkat klub Swedia, Denmark atau Belgia kurang eksis di Liga Champions, tapi tetap saja timnas mereka bisa cukup sukses. Swedia pada tahun 1950-an, Belgia pada 1980-an, dan Denmark yang cukup mumpuni sekarang ini. Contoh lain adalah tim Oranye, yang digadang-gadang sebagai kandidat kuat juara dunia, padahal sekarang-sekarang ini Belanda pada tingkat klub boleh dibilang telah kehilangan taji.


Berbicara soal pelatih, apakah Anda kecewa saat Marco van Basten menolak kesempatan untuk menukangi AC Milan?

Sangat disayangkan memang bahwa Van Basten tidak bisa menerima tawaran AC Milan; konon karena dia secara fisik tidak bisa melatih suatu tim sepak bola papan atas pada tataran internasional. Kabarnya, ankle kanan dia sedang bermasalah.


Anda tinggal di Amsterdam. Ada tidak anak-anak atau remaja yang terlihat bermain bola di jalan? Apakah ada korelasi antara sepak bola jalanan dan sepak bola profesional Belanda?

Sepak bola jalanan sangat eksis di Amsterdam. Saat musim panas sepak bola juga dimainkan di taman-taman kota, terutama di lapangan atau gelanggang khusus sepak bola yang berlapiskan permukaan keras dan halus yang cocok untuk permainan empat lawan empat. Di seluruh kota tersebar 'gelanggang-gelanggang sepak bola', yang bentuknya boleh dibilang seragam satu sama yang lain. Beberapa di antaranya ada yang disponsori dan diselenggarakan oleh Yayasan Johan Cruyff, yang selama beberapa tahun belakangan ini memang aktif di bidang ini; lainnya sudah ada jauh sebelum itu, tahun 1980-an dan 1990-an. Banyak anak (laki-laki, tapi juga perempuan) berumur lima atau enam tahun ke atas rutin mendatangi gelanggang-gelanggang sepak bola tersebut, bahkan pada saat cuaca kurang mendukung.

Betul bahwa ada korelasi antara teknik permainan yang diperlihatkan di gelanggang-gelanggang sepak bola Amsterdam (dan juga di kota lainnya seperti Rotterdam, Utrecht, Den Haag) dan gaya sepak bola Belanda pada tingkat klub profesional dan timnas. Akan tetapi, hubungan ini sesungguhnya mulai mengendur selama dua dasawarsa belakangan ini karena pemain-pemain belia Belanda dipaksa mulai belajar bermain secara profesional dan terstruktur pada usia yang kian muda. Di Belanda, taktik dan peraturan membayang-bayangi kesenangan anak dalam bermain dengan bola – kegembiraan dalam memainkan sepak bola (murni sebagai suatu aktivitas) tanpa terlalu berorientasi hasil – pada usia yang semakin muda. Pemain muda yang berbakat dicekoki lebih banyak soal taktik daripada teknik pada usia yang kelewat dini (setidaknya, menurut saya). Permainan tim profesional sering kali justru membendung kreativitas dan ketrampilan individual, biasanya bahkan sebelum seorang pemain berbakat mencapai umur sepuluh tahun. Menurut saya, apa yang kami lakukan ini justru melemahkan aset 'unik' yang kami miliki (individualitas, kreativitas, dan dahaga akan petualangan dan invensi) dengan terlalu menitikberatkan aspek organisasi dan peraturan dalam diri anak yang bermain di sepak bola klub.


Negara Italia punya tempat khusus dalam hati Anda. Apa masakan Italia yang paling Anda gemari?

Masakan Italia kegemaran saya:
  • Antipasta: crostini miste (pommodori dan funghi);
  • Primo: spaghetti all vongole;
  • Secondo: bisteccha a la Fiorentina;
  • Dolce: tira misu (plus es limoncello);
  • Doppio espresso.



Apa buku yang sangat ingin Anda tulis tapi sampai sekarang belum kesampaian?

Saya baru merampungkan Het Oranje WK-boek (Buku Piala Dunia Oranye), yang mengupas sejarah timnas Belanda di Piala Dunia, dengan tebal 600 halaman, yang [di Belanda] telah terbit pada Mei tahun ini. Oleh karena itu, saat ini belum terpikir untuk menulis buku baru. Namun, saya punya beberapa ide tentang gaya dan kepelatihan sepak bola Belanda. Khususnya tentang fakta menarik bahwa gagasan dan metode dan pelatih Belanda laris dipakai di seluruh belahan dunia sepak bola.

Akan tetapi, di luar topik olahraga, baru-baru ini saya mulai menulis novel kedua saya. Tiga tahun lalu, pada musim panas 2007, terbit novel saya yang berjudul Victors zomer (Musim Panas Victor) yang mengisahkan seorang remaja berusia enam belas tahun yang tumbuh dewasa secara cepat dan secara cukup dramatis pada suatu musim panas Italia yang panjang, terik, dan penuh peristiwa. Singkat kata, musim panas yang tak terlupakan; suatu proses pendewasaan kilat. Karya fiksi berikut dari saya adalah tentang seorang pemuda berusia 20-an tahun yang sedang mengalami krisis parah. (pena wormer)


Zeger van Herwaarden
Di Belanda, menulis antara lain untuk media: Het Parool, Johan, dan Voetbal International. Pada 2003, ia untuk kali pertama dimuat dalam majalah sastra sepak bola Belanda Hard Gras dengan karya yang membersitkan keterpikatannya pada striker legendaris Belanda Marco van Basten dan negeri Italia.
Selain Marco van Basten. Era AC Milan dan Oranye (2006), karya lainnya adalah, antara lain, Voetbalkampioenen van Europa (2008) atau Football Champions of Europe dan Het Oranje WK-boek (2010) atau The Orange World Cup Book, yang secara tuntas menceritakan sejarah sepak bola timnas Belanda dalam konteks Piala Dunia.

Tidak ada komentar: